Bali Tak Sekedar Mass Tourism

Bali memang sudah mendunia. Bandara internasional menjadi kebutuhan dasar alat transportasi untuk menunjang industri pariwisata. Penerbangan domestik dan luar negeri yang menuju tujuan wisata Bali terbilang lengkap. Hal ini memudahkan akses para wisatawan dari berbagai penjuru dunia ke tempat pulau dewata ini. Tipe-tipe wisatawan beraneka macam. Wisatawan domestik biasanya lebih menyukai wisata yang bersifat massal. Mereka berwisata secara rombongan ke tujuan wisata yang sudah terkenal atau ramai. Tujuannya tentu bersenang-senang dan menghibur hati.


Surfing di Pantai Kuta, sumber : thetouristattractions.blogspot.com

Berbeda dengan kecenderungan wisatawan mancanegara yang lebih menyukai wisata minat khusus. Jiwa eksplorasi, avonturir dan petualang lebih melekat pada diri mereka. Wisatawan mancanegara sangat bersemangat dalam hal menjelajahi suatu daerah. Bahkan mereka sanggup mencapai daerah-daerah pedalaman yang bila dipikir-pikir ‘gila atau tak waras’. Ada wisatawan mancanegara yang rela bermalam di dalam hutan hanya untuk tujuan birdwatching. Perbekalan yang dibawa sangat minimalis, akan tetapi peralatan untuk kegiatan birdwatching sangat lengkap. Binokuler, kamera tele, tape recorder, night vision, infra merah, komputer kit merupakan bawaan wajib para penggila birdwatching ini. Kemampuan survival mereka di alam liar terbilang tinggi.

Ada juga wisatawan domestik yang menyukai wisata minat khusus. Pada umumnya mereka adalah komunitas-komunitas pecinta alam. Mereka antusias mencapai tempat-tempat yang unik dan langka jauh dari hingar bingar wisata pada umumnya. Via penerbangan perintis, mereka menjelajahi spot-spot teluk dan pantai yang jarang dijamah orang. Dari Bali, mereka menyewa jasa penerbangan menuju daerah pantai yang memiliki ombak untuk kegiatan surfing. Wisatawan mancanegara dan domestik berburu ombak untuk kegiatan surfing hingga ke daerah-daerah pantai terpencil. Pada umumnya, daerah-daerah pantai terpencil tersebut berada di kepulauan nusa tenggara. Di Bali terdapat juga spot-spot pantai untuk surfing, antara lain di sepanjang pantai selatan pulau dewata ini.


Kegiatan wisata minat khusus seperti birdwatching dan surfing membutuhkan persiapan dan ketahanan fisik yang matang. Pengetahuan dan wawasan medan yang akan dituju oleh wisatawan harus cukup dan baik. Kegiatan birdwatching mengharamkan kegaduhan dan keributan. Sebisa mungkin obyek yang diamati tidak terusik oleh tingkah laku wisatawan. Sedangkan untuk surfing, wisatawan harus memiliki kecakapan yang cukup untuk olahraga air ini.

Material Bambu dan Kayu dari Rumah Tradisional Hingga Modern

Masyarakat Indonesia sudah mengenal betul material bambu dan kayu di segala aspek kehidupan sehari-hari. Dari urusan kebutuhan primer seperti bangunan rumah tangga hingga interior rumah dengan mudah dijumpai barang yang terbuat dari material bambu dan kayu. Rumah tradisional masyarakat Indonesia memadukan material bambu dan kayu sebagai bahan bangunan. Di Bali, masih banyak rumah tradisional yang mempertahankan keaslian material alami ini. Bahkan bangunan rumah dengan material tersebut bisa mencapai umur hingga 90-100 tahun. Rumah tradisional ini dapat kita jumpai di Desa Bayung Gede.

Rumah Tradisional di Desa Bayung Gede, sumber : infoobjek.wordpress.com


Saat ini, monopoli material bambu dan kayu tidak hanya untuk rumah tradisional saja. Orang yang terbiasa bersentuhan dengan teknologi tinggi juga melirik penggunaan material alami. Sifat material alami yang mampu menyesuaikan suhu ruangan membuat orang-orang modern sangat menyukainya. Tren kesadaran untuk bergaya hidup sehat yang kembali ke alam mendorong penggunaan material bambu. Bahkan, interior rumah berteknologi tinggi yang biasanya berwujud metal atau polikarbonat dapat tergantikan oleh bambu. Sebut saja ipad yang ber-chasing bambu.


Rumah modern yang memadukan bahan alami dapat memberi keseimbangan dari rasa ‘berat’. Rasa ‘berat’ ini biasanya berasal dari material batuan, logam dan silika (kaca). Oleh karena itu, sebagai penyeimbang rasa tersebut dapat memasukkan material alami seperti kayu atau bambu. Penempatan material tersebut di dalam rumah modern dapat diterapkan pada lantai, dinding dan tiang. Pada dinding dan tiang yang sebagian besar berupa beton, sebaiknya pada lantai bangunan diberi unsur material kayu dan bambu. selain penyeimbang rasa ‘berat’, dapat juga menciptakan iklim mikro yang nyaman bagi penggunanya. Lantai dengan material bambu dan kayu sangat tepat diterapkan pada bangunan tropis rumah modern.
Rumah bambu modern, sumber : bogor.olx.co.id

Aksesori pada interior rumah yang diisi dengan material bambu dan kayu dapat membuat serasi dan harmoni suasana dalam rumah. Partisi rumah yang terbuat dari material bambu dan kayu sering kita jumpai pada rumah-rumah yang ber-etnis Cina. Masyarakat Indonesia melengkapi kursi meja di teras atau ruang tamu yang berasal dari bahan alami tersebut. Material alami tak akan usang dimakan jaman baik untuk rumah tradisional atau rumah modern hingga pernak-pernik interior rumah..

Berpetualang di Pegunungan Sewu, Gunungkidul, Yogyakarta

Gunungkidul terletak di sebelah timur Kota Yogyakarta. Topografi berbukit-bukit hampir mendominasi seluruh wilayah ini. Kekhasan topografi ini yang membuat terkenal Gunungkidul dengan sebutan pegunungan sewu. Bukit karst yang berbatu-batu ini kedap air. Jarang dijumpai tanahnya menyimpan air seperti tandon. Sungai-sungai bawah tanah yang mengalir di dalam gua-gua malah sangat melimpah. Aliran sungai tersebut ada yang meresap ke dalam bebatuan dan sebagian langsung bermuara ke laut. Jarang sekali dijumpai sungai di permukaan pegunungan sewu. Wisata petualang menjadi daya tarik utama pegunungan sewu.


Karst Gunungkidul Yogyakarta, sumber : rentalmobilyogyakarta.net

Sejarah Yogyakarta sebagai pusat budaya dan sejarah melekat sejak dulu. Keberadaan stasiun kereta api Tugu mengantar para tamu dari berbagai daerah untuk memasuki pintu gerbang wilayah Yogyakarta. Sejarah stasiun kereta api Tugu memberi kenangan kisah tentang perjuangan bangsa Indonesia di era penjajahan Belanda, Jepang dan pascamerdeka. Jadi, stasiun kereta api Tugu tak hanya sebagai titik pemberhentian para penumpang dengan tujuan Jogja, akan tetapi dapat juga sebagai sarana pendidikan untuk semua orang. Dari stasiun kereta api Tugu, untuk menuju daerah pegunungan sewu harus menggunakan kendaraan roda dua atau empat.

Kunjungan ke gunungkidul via udara dapat ditempuh dengan pendaratan pesawat terbang di Bandara Adisucipto. Pesawat terbang dari maskapai penerbangan rutin dalam sehari melakukan banyak pendaratan dari berbagai tujuan. Sadar bahwa kebutuhan para penumpang yang berkunjung ke Yogyakarta sangat beragam, maskapai penerbangan memprioritaskan jadwal yang tepat waktu dan frekuensi penerbangan yang tinggi. Kejadian delay atau canceling benar-benar diharamkan oleh maskapai penerbangan jika bukan karena faktor force majeur. 

Para petualang yang akan menuju pegunungan sewu tentu harus memiliki fisik yang baik. Hal ini disadari betul oleh maskapai penerbangan. Pesawat terbang yang digunakan oleh maskapai penerbangan sudah melewati pemeriksaan yang ketat dan teliti. Kenyamanan kondisi pesawat terbang untuk melayani penumpang jadi nomor satu. Dengan demikian, para penumpang yang benar-benar akan berpetualang di Gunungkidul sudah siap betul dengan kondisi fisiknya.